Weekend beberapa pekan lalu kami habiskan 2 hari di Malino, sebuah ibu kota kecamatan yang jaraknya 90 km kea rah selatan kota Makassar, kota wisata yang berhawa dingin ini sudah dikenal sebagai kota peristirahatan sejak jaman Penjajahan Belanda di Indonesia tepatnya di tahun 1927, dulu jaman itu pemerintah penjajah kerap mengadakan pertemuan di kota Malino.
Kalau saya pribadi sejak jaman kuliah sudah sangat sering ke Malino, paling sering jaman kuliah karena beragam acara semacam bakti social atau cari outbond kampus pasti selalu di Malino, sedangkan MB ini kali kedua diajak ke Malino, kisah pertama dia berwisata ke Malino bisa dibaca disini.
Malino berada di kecamatan Tinggi Moncong wilayah kabupaten Gowa, di atas ketinggian 5000 meter, jalan beton yang menanjak selama 1 jam waktu tempuh dari Makassar. Hawa sejuk kisaran 15 celcius – 25 celcius yang membuat wilayah ini sangat nyaman dijadikan tempat peritirahatan sejenak dari penatnya kota Makassar.
Untuk tujuan wisata, ada beberapa objek yang bisa di datangi kalau datang ke Malino sebagai berikut :
- Kawasan hutan Pinus, ini letaknya jalan poros, di kota kecamatan Malino, sangat gampang menemukanya, ketika sudah melewati jalan yang penuh hutan pinus dan taman bermain serta banyak orang menunggang kuda serta main outbond dan di pinggir jalan dipenuhi warung warung ya itulah kawasan hutan pinus, masuk disini diwajibkan bayar Rp 3000/orang. Itu sudah include parkir ya. Di dalam kawasan yang lumayan luas ini sekelelingnya hijau dan ada beberapa titik tempat duduk, tempat bermain flying fox, ada juga taman bermain anak, ada toilet juga dan yang pasti ada penjaja jagung rebus dan tanaman yang selalu wara wiri di lokasi ini. Kalau kami singgah disini untuk foto foto saja dan tentunya makan jagung rebus ( ini makanan favorit sehat saya ).Karena hujan akhirnya mengguyur kami pun jadinya tak lama lama duduk di taman itu. Untuk bermain flying fox bayarnya 20 ribu/orang , naik kuda mengitari taman juga 20 ribu / orang.Kalau harga jagung rebus yang panas dan enak itu hargnya Rp 4000/buah.
- Kawasan kebun strawberry, sepanjang masuk area kota Malino banyak sekali usaha petik strowbery di sana berjejeran, sampai di wilayah Malino Highland juga ada. Jadi untuk 1 orang bayar 10 ribu sudah bisa melihat proses dan bahkan bisa panen strawberry jadi ingat tahun 2007 saya ikut trip ke Bandung dan mengikuti juga acara panen strawberry. Memang strawberry Malino pun masih kecil kecil.Beda sama strawberry luar ya.
- Air terjun 1000 tangga, wah ini lokasinya di kawasan wisata Saweri Gading yang ada kolam renangnya, kami sempat kesana tapi cuaca hari itu sangat berkabut dan kolam renang pun tak ada airnya ( siapa juga mau berenang di kawasan yang dinginnya 10 celcius ) nah kawasan air terjun itu kita menuruni anak tangga yang jumlahnya 1000 ke bawah tapi karena cuaca hari itu gerimis dan berkabut makanya tertutup dan tak direkomendasikan. Jadinya kami capture saja gambarnya disini. Kalau tak salah jaman saya ospek pernah di bawa kesini. Cuma saya kok lupa ya.
- Lembah Biru, ini banyak di gunakan anak mahasiswa camping, pasti semua universitas di Makassar kalau acara bakti social atau acara jurit malam atau apalah istilahnya ospek dkk pasti adakannya di lembah biru ini. Kami pun tak sempat kesana karena cuaca ekstrim.
- Bungker Penjajahan Jepang. Ini juga lokasinya agak jauh searah dengan lokasi Malino Highland, tapi karena saat kita datang dan explore cuacanya berkabut sampai jarak pandang saat menyetir sisa 5 meter. Jadi kami akan datang lagi untuk melihatnya.
- Wisata Kebuh Teh Malino Highland, ini merupakan bagian dari resort dan hotel berbintang yang berlokasi di kelurahan Patappang, Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa, suasana dan konsep wisata yang luasnya sekirar 200 hektare ini digarap dengan konsep eko wisata terpadu layaknya kawasan di Puncak Bogor, ragam fasilitas yang ditawarkan adalah, jalur trekking, mountain bike, camping, kebun bunga eksotik, outbound, wisata air terjun, fasilitas berkuda, taman burung ( mini zoo ) kendaraan jelajah, bahkan disediakan teropong untuk menerawang benda langit. Biaya untuk menikmati semua fasilitas ini hanya dengan membeli tiket seharga Rp50,000/orang, dan anak anak Rp20,000. Nah anda berhak berkeliling untuk foto foto di semua kawasan kebun teh termasuk mini zoo dan botanical garden nya. Viewnya keren sekali, berasa di negeri eropa yang berkabut haahah. Saat datang kami harus nyetir menanjak 40 derajat bahkan lebih dan itu berkabut. Tapi saat sudah sampai di puncak kabut nya pelan pelan hilang. Jadi didalam kawasan kebuh teh ini kita akan di leading kearah green peak café, sebuah café diatas hamparan kebun teh yan bentuknya lingkaran dan meja meja diluar café kecil ini sangat keren tempatnya buat foto foto, latarnya kebun teh yang bersusun, dengan lukisan langit background atasnya.Disini kita bisa pesan Beragam menu berat nasi goreng hingga mie kering dan minumnya ada teh asli kebuh disana dan ragam snack goreng-gorengan harga lumayan mahal makanan mulai 35 ribu sampai 75 ribu. Minumanya beragam 10 ribu sampai 50 ribu. Porsinya lumayan besar dengan harga segitu cukuplah buat MB. Dari kebun teh kita bisa menyetir kea rah atas di jalan setapak yang muat satu mobil dengan kondisi pengerasan sekitar menanjak satu km, kita sampai pada Mini Zoo yang disebut kawasan Midori Oka disana ada beberapa satwa yang bisa di lihat, monyet, kaskus, buaya, kasuari, burung elang, burung hantu. Burung elangnya bisa di ajak foto bareng. Kata petugasnya ada beberapa yang mati karena cuaca terlalu dingin buat habitat binatang tersebut. Nah dari mini zoo kami lanjut ke atas dan ada green house untuk yang suka tanaman, ada rumah pembibitan dan bisa beli bibit untuk dibawah pulang kami tak sempat singgah disana karena buru buru sebelum kabut datang lagi dan jalur kendaraan jalannya sangat sempit dan tanjakan luar biasa, sangat bahaya di kanan jurang dan dikiri kita hamparan yang indah. Setelah melewati tempat pembibitan tanaman kami kembali ke pos depan saat masuk, dan disitu ada kantor marketing resort. Untuk kunjungan kali ini saya sudah tiga kali sebenarnya memasuki kawasan Malino Highland resort ini sudah kali ketiga saya, walau tak pernah sempat menginap, namun saya pernah merasakan jalur trekking sepedanya yang berangin, tahun 2013 dibulan September kami ada acara kantor di Malino dan saya waktu itu aktif di KOMBAT komunitas sepeda kantor saya, ada sekitar 20 peserta yang ikut sepeda kami diangkut dari Makassar lalu mulai jalur trekking menanjak ke atas sampai air terjun, berasa berat mengayuh sepeda di antara kebuh teh yang berangin sejuk, pengalaman yang tak akan saya lupakan. Terus review soal café diatas gunung, sudah dua kali kesini karena saya datangnya pada saat musim liburan alias week end ya alhasil penuh orang, jadi pelayanan ya ala kadarnya. Sayang saja kurang maksimal ya tak seindah promosinya beberapa fasilitas saya lihat sudah mulai usang, padahal kalau di lihat kawasan eko wisata ini masih terbilang baru, jika di kelola dengan baik tentunya akan jadi salah satu destinasi yang menarik untuk jadi tujuan utama untuk berwisata keluarga, bagi yang minat untuk menginap di sini saya lampirkan tariff roomnya, lumayan mahal menurut saya kalau yang mau nginap sendiri kalau rame rame pasti seru juga, aku cari kawan kawan dulu ya buat nginap bersama biar irit.com hehehheeh.Tarif berkisaran diatas 1 juta / malam. Kalau mau murah silahkan pakai hotel, villa yang bertebaran di kota Malino dengan tariff murah, mulai dari 100 ribu/ malam sudah banyak sekali. Kalau kami menginap di salah satu villa teman dan dapat tariff murah ( biasa penggunaan jaringan penting dalam dunia bisnis ) Letak villa tanpa nama yang kami tempati di jalan Sultan Hasanuddin jalur jalan besar dekat kantor pos Malino. Ada 8 kamar di villa tempat kami, semua ada kamar mandi dalam, ada dapur juga, tempat parkir untuk 4 mobil, musholla, kamar mandi luar, semua kamar ada TV dan lumayan bersih dan tentunya tak butuh AC J Letaknya memang tak langsung depan jalan besar tapi sedikit 10 meter masuk lewat jalur kecil namun area depan villa ada parkiran mobil kok jadinya enak, makan sisa ke luar jalan besar dan bisa ke jalan Endang ada warung yang lumayan enak dan harga okay namanya Warung Kumbo, kami menyantap nasi ayam goreng lalapan dengan sambal yang enak, si MB sangat suka menu disini, bahkan suami teman saya yang orang India yang selama ini rada picky kalau masalah makanan Indonesia di warung sederhana ini si mister india ini makan dengan lahap sampai minta dibungkuskan kerupuk segala dan sambalnya habis ludes di piring. Harga makanan kisaran 15 ribuan mulai dari Nasi Goreng, ayam goreng dkk. Kalau kebetulan ke Malino dan cari makan siang atau malam bisa kesini.
- Pasar Traditional Malino, letaknya di jalan poros Malino – Sinjai, jadi ketika mengendara menuju Malino Highland maka akan menemukan kawasan pasar Malino di seblah kanan jalan, walau tak seberapa luas tapi disini bisa beli oleh oleh buah buahan segar seperti markisa, tomat buah segar, buah alvokad, sayuran segar, tanaman segar, oleh oleh khas Malino tenteng, wajik, dodol ketan, dan paling terkenal tuh bunga edelweiss yang diambil dari Gunung Bawakaraeng, saya ingat dulu sampai itu bunga saya simpan 10 tahun dibawah TV tak mati mati. Luar biasa kan ya.Sekarang juga sudah banyak oleh oleh khas bertuliskan I LOVE MALINO, ya lumayanlan industry kreatif sudah mulai menggeliat.
- Pusat pembibitan anggrek, nah ini karena di Makassar ada penjualan anggrek di Mall dan kata penjualnya ada pembibitanya di Malino, kami sempat kesana, lokasinya tak jauh dari jl Endang, konon pusat pembibitan anggrek ini milik keluarga Bapak JK, kami sempat kesana namun tutup penjaganya katanya keluar jadi tak bisa lihat lihat anggreknya, Cuma lihat dari luar pagar dari kejauhan kelihatan indah sekali.
- Kawasan Lesehan Bili Bili, ini sebenarnya bukan letaknya di Malino, namun di km 35 dari Makassar menuju ke Malino, perjalanan pulang dan pergi dari Malino pasti melewati bendungan Bili bili, sebuah bendungan besar yang terletak di desa Bili Bili, Kecamatan Parangloe, kabupaten Gowa nah di sekitar area bendungan yang luasnya 40,482 hektar, diresmikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri di tahun 1999, Bendungan ini sebagai sumber air buat asupan PDAM untuk supply air wilayah Makassar dan Sungguminasa, asal air dari Gunung Bawakaraeng serta peraduan tiga sumber air, sungai Jeneberang, Sungai Jenelata, fungsinya mencegah terjadinya banjir, selain fungsi bendungan kawasan ini juga dipadukan dengan kawasan dengan fungsi wisata, Lokasinya tak jauh dari pintu gerbang waduk yang juga banyak di jadikan sebagai objek wisata, di depan jalan masuk aka nada gerbang tertulis tanda lesehan Bili bili, jika dari arah Malino seblah kiri jalan, memasuki gerbang di kiri kanan sudah ada jejeran warung lesehan ikan bakar berjejer, kami sempat kesini pada saat acara berbagi bersama para langsia di hari ibu bersama komunitas kpcss bisa dibaca beritanya disini. Kami sempat makan di warung tak jauh dari gerbang, kami memesan ikan bakar nila dan ikan mas, dipadukan dengan irisan daun mangga dan sambal khusus, rasa ikan bakarnya enak sekali sembari melihat pemandangan waduk yang airnya sisa setengah. Satu hal yang rada mengganggu adalah banyaknya lalat, seharusnya pemilik lesehan itu murni swadaya masyarakat, ragam ikan bakar yang ditawarkan antara lain ikan nila, ikan bolu ikan mas, ayam goreng dkk. Harga kisaran 35 ribu/ekor. Jadi biasanya pengunjung yang arah ke Malino atau arah pulang dari Malino akan singgah makan di tempat ini sembari menikmati pemandangan sekitar waduk Bili bili.
Nah ini lah beberapa objek wisata di sekitaran Malino dan sekitarnya yang bisa dikunjungi jika kalian sempatkan berwisata ke kota Malino. Dalam perjalanan dari Malino ke Makassar masih ada beberapa objek wisata menarik untuk di singgahi salah satunya adalah Resto Sri, akan saya buat kisahnya di postingan berikutnya ya.

Ragam oleh oleh dari MALINO, bunda edelsweis, kaktus, bunga bambu rezeki, buah markisa, pete, jeruk, dan dodol

Ragam menu di Green Pekoe Cafe, harga mulai dari 25,000-60,000, menu andalan kopi dan teh khas Malino

Mini ZOO 1, 2, 3, isinya binatang ( buaya, kasuari, burung elang, monyet, burung hantu, dan beberapa kerabat monyet lainnya.

Hutan Pinus Malino, tempat berkemah, taman bermain, arena flying fox, makan jagung, arena bermain dan santai
untuk detailnya silahkan nonton saja video dibawah ini yahh….
Dan saya menginap di villa bunda intan, alamatnya dekat kantor Pos kota kecamatan Malino, ya tempatnya lumayan kamar besar dan lengkap kamar mandi, siapa tahu kesana bisa call bunda intan di nomor ini 081342312267. Jalan masuk nya kecil tapi ketika masuk di area halaman sudah muat parkiran 4 mobil kok jadi tak masalah. Tarif berkisar 200 ribuan / kamar, 1 villa ada 8 kamar, lengkap dapur, ruang tamu, ruang tengah dan ada TV besar dan masing masing kamar juga ada TV nya. kecuali AC karena di Malino kalian tak akan minat punya AC kisaran temperatur suhu udara 20 celcius kebawah.

Villa Bunda Intan MALINO
Butuh rincian biaya jika nge trip ke Malino dari Makassar ala ala kami
- Biaya bensin mobil kendaraan 7 seat 1500 cc full tangki Rp 300,000
- Biaya sewa kamar villa untuk 2 kamar Rp 300,000
- Biaya jajan di pasar traditional ( beli bunga kaktus, bunga bambu, buat koleksi MB dirumah #catatsekaranghobbybaru All Rp 150,000 harga per pot kecil 20 ribu – 40 ribu )
- Biaya jajan sayuran ( tomat dan alvokad @Rp15000/kg ) All Rp 100,000
- Biaya makan pagi ( beli jajan pasar @5000 ) all Rp 20,000
- Biaya makan malam ( nasi goreng, ayam lalapan rata rata harga @Rp 15000 ) all Rp 150,000
- Beli jagung rebus di Hutan Pinus @Rp4000x2, jagung bakar di pinggir jalan @Rp7000 ) + cendol @Rp3,000 all Rp 15000
- Biaya tiket masuk di Malino Highlands @Rp 50,000/orang x 4 = Rp 200,000
- Biaya makan siang di Green Pekoe Cafe nasi goreng + mie goreng jumbo @Rp45,000 + aqua 2 @10,000 total Rp 110,000
- Tip buat penjaga mini zoo Rp 50,000
- Biaya tiket masuk ke Hutan Pinus @Rp 2,000 x 4 = Rp 8,000
- Biaya parkir di pasar traditional Rp 2000
- Biaya beli snack bekal di perjalanan Rp 100,000
Total 1,495,000/4 Orang = Rp 373,350
Lumayan irit lah ya…sudah have fun dan menikmati sejuknya MALINO walau tak sempat ke area air terjun yang harus di tempuh dengan jalan kaki karena cuaca tak mendukung, next time di coba lagi :-)
Tips kalau mau ke Malino, cari waktu yang tepat bagusnya musim kemarau, kalau musim hujan ya ribet tak bisa jalan jalan dan sepanjang hari berkabut, apalagi destiasi lainnya area luar kota Malino yang jalanannya becek dan basah kalau musim hujan, bawa jaket buat gaya gayaan foto ala ala di luar negeri #catatpenting lol, sewa villa saja kalau mau murah dan jangan datang kalau musim peak season lebih enak kalau bukan musim liburan.
Untuk kisah saya dan MB ke Malino pertama kali bisa dibaca disini.
Demikian cerita tentang Malino kali ini, semoga liburan berikutnya bisa mengeksplore lebih banyak tentang Malino.
Filed under: Adventure/trip, All kind of Tips Tagged: air terjun, bungker jepang, double date, hutan pinus, liburan double date, Malino Highlands, malino trip, mini zoo, sejarah Malino, tips ke Malino