Explore Maluku Part 3 #Menikmati keindahan bawah laut Pulau Tiga

Tampak Pulau Tiga dari
dermaga desa Asilulu, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah

Explore Pulau Tiga, Asilulu kecamatan leihitu Kabupaten Maluku Tengah

Minggu kemain kelompok trip kami yang dinamai grup Happy Week end ( pencari tempat seru untuk didatangi selama bertugas di Provinsi Maluku ) yang membernya teman teman kantor dan mitra kantor yang lebih banyak pengalaman di tempat wisata wisata unik yang jarang di datangi orang. Peserta Trip minggu kemarin tanggal 26 November 2016 kemarin ada 7 personil.

Tujuan kali ini adalah Pulau Tiga, Kabupaten Maluku Tengah.Posisi pulau kecil ada diantara Pulau Ambon dan kepulauan Seram. Langsung ingat peta kan, ini Pulau Seram yang mana. Saya tunjukkan gambar dibawah ya.

Posisi Pulau Tiga jika Zoom dari Pulau AMBON, tampak pulau besar diatas kanan adalah Kepulauan SERAM

Bisa dilihat di peta keseluruhan Provinsi Maluku, letak gugusan pulau kecil tiga yang terdiri dari Pulau satu, pulau dua dan pulau tiga, namun dicek di google map namanya Pulau Hata dan Pulau Ureng, penduduk lokal ada juga menyebutnya pulau Hatta, dan pulau Tengah, kemarin sama abang yang menyetir perahu memang menunjuk pulau Ureng yang berdekatan dengan Pulau Tiga yang kami tuju. Kemungkinan nama belum terupdate yah. Di google sendiri kalau mencari p;ulau Tiga sulit tak akan dapat kecuali mencari sendiri. Jadi akhirnya yang mudah diingat bagi pengunjung dan bagi penduduk lokal karena ada tiga pulau yang mereka menyebutnya Pulau Satu, Pulau Dua dan pulau Tiga, semua tak berpenghuni, dulu kata penduduk sekitar pulau; di Pulau Tiga tempat yang kami datangi ada rumah penduduk dan satu buah masjid, namun menurut salah satu pengunjung disana rumahnya rubuh sehingga saat ini pulau tersebut tak berpenghuni lagi.Penghuninya ya segerombol kucing kampung dan tumbuh tumbuhan saja. Semoga tak ada ular

Peta Pulau Tiga jka di zoom dari kepulauan AMBON

Jadi kami mulai start perjalanan kami dari Ambon, setelah menjemput semua personil happy week end kami mulai menyetir dari kota Ambon menyebrang jembatan Merah Putih dan menyusuri jalan provinsi melewati bandara International Pattimura. Perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam karena medan jalannya yang terjal banyak jalan yang butuh nyali driver handal karena menukik naik tajam dan jalan sempit. Kami menyusuri jalan provinsi menyusuri pulau Ambon bagian Barat yang seblah kirinya pemandangan laut yang indah, tampak pesawat terbang rendah diatas laut yang akan mendarat di bandara maupun yang meninggalkan pulau Ambon, sungguh indah. Tak terhitung beberapa belokan yang kurang marka jalan yang harus kami lewati, untunglah diantara rombongan kami memang ada yang sudah sering ke Pulau Tiga jadi sudah tahu arah beloknya dimana saja, yang saya ingat adalah banyakan belokan ke kanan. Saran saya kalau mau kesana cari teman yang sudah tahu jalan atau guide local handal biar tak tersesat karena tak ada tanda apapaun di jalan yang mengarahkan menuju ke Pulau Tiga.

Tampak Pulau Ambon dari Pulau Tiga

Setelah melewati perkampungan nelayan, lokasi nya sendiri masuk dalam wilayah Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tangah. Kabupaten Maluku Tengah sendiri itu wilayahnya mencakup sebagian wilayah geografis ada di kepulauan Ambon dan sebagaian lagi mencakup gugusan pulau sekitar dan sebagian wilayah kepulauan Seram bagaian Selatan karena ibukota kabupaten sendiri ada di Kepulauan Seram yaitu Kota Masohi.

Hijau nya gradasi air di sekitar pulau Tiga

Untuk sampai di bibir pantai alias dermaga tempat menyebrang ke pulau Tiga maka dengan menggunakan transportasi dari dari kota Ambon menyusuri pulau Ambon bagian selatan dan barat hingga tiba di sebuah desa bernama Ashilulu, salah satu desa dari 11 desa yang masuk wilayah Kecamatan Leihitu. Masih ingat petualangan di Pantai Morella, yang ternyata merupakan salah satu desa dari Kecamatan Leihitu baca disini.

Team Happy Week end
trip Pulau Tiga #Mas Akki the tour guide!

Siap siap menyebrang
menunggu sopir kapal nya #Ki-ka : Akki, Harry, Ferry, Diro, tampak belakang team dokumentasi

Berangkat ke Pulau Tiga #foto dari kamera Mas Ferry

Narsis di perahu #foto dari kamera Mas Ferry

Setelah sampai di desa Ashilulu, banyaklah bertanya ke penduduk local cara mencapai bibir pantai atau dermaga kecil tempat bersandar beberapa perahu kecil ( perahu ketinting) yang muat maksimal 10 orang kalau kapal lebih besar bisa lebih besar, tanpa atap dan tanpa penyeimbang. Nelayan sekitar akan membantu menyebrangkan kesana tentunya dengan dikenakan tariff, untuk kami yang jumlahnya 7 orang kami menaiki perahu nelayan yang diatasnya masih ada jarring net, dan tariff kami Rp 250 k dibayarkan setelah dijemput di sore harinya, jadinya tariff nya sudah PP.

Tampak Pulau Tiga sudah mendekat

Dari dermaga kecil itu kami tempuh 15 menit dengan mengarungi lautan kebiruan yang sangat jernih dan lautnya sangat tenang tak berombak hingga ke pulau. Di perjalanan meman kadang kapal miring kekiri atau kekanan karena saat berbelok atau ada ombak kecil namun kami semua menikmati keseruan tersebut walau tanpa alat pengaman berupa pelampung.

Abaikan yang narsis, coba tengok warna airnya

Setiba di pulau tiga kami pun turun di bibir karang, hanya beberapa bagian pulau yang ada tanah landainya sisanya tebing curam jadi rata rata kapal kecil bermuatan 10 orang membawa rombongan melewati sisi depan pulau yang tempat kami duduk duduk.

Nikmat Tuhan mana lagi yang harus didustakan, Indahnya dunia seharusnya menambah syukur

Beberapa rombongan sudah ada disana sesaat setelah kami sampai, sekitar ada 4 rombongan masing masing mengambil tempat masing masing untuk menikmati hari, ada yang sudah bawa rantangan dengan makanan yang banyak sisa gelar tikar dan berenang dan makan makan, ada juga yang membawa ikan segar dan membakarnya disana dan sisa makan dengan nasi / ketupat yang sudah dibawa dari rumah.

This photo is taken by AllWinner’s v3-sdv by Mas Ferry

This photo is taken by AllWinner’s v3-sdv

Kalau kami hanya membawa beberapa camilan dari kota Ambon, dan sedikit minuman masing masing. Maklum perjalanan bersama para gank Arjuna ini biasa dadakan. Jadi lah kami duduk duduk di bawah pohon rindang dan menatap pulau Seram dari Kejauhan dan Pulau Ambon bagian kanan kami. Indah sekali, melihat jernihnya air laut di pinggiran pulau yang mulai warna putih lalu kehijauan dan kemudian menjadi sangat biru kelihatan kedalamannya, gradasi air laut yang cantik. Dan paling seru adalah lautnya yang tenang tanpa ombak menjadikan laut sekitar pulau ini bagaikan kolam renang alami yang indah tiada tara.

This photo is taken by AllWinner’s v3-sdv by Mas Ferry

Pulau tiga sendiri penuh pohon dan hutan lembat dibagain tengahnya aktifitas pengunjung hanya terkonsentarsi di pinggiran yang landau di sisi pulau. Saya sempat mau jalan jalan mengelilingi pulau layaknya dalam serial episode survivor hahhaha cuma langsung takut karena rimbunnya semak semak, takut saya ada yang culik. Jadi saya kembali ke tempat kami duduk duduk.

This photo is taken by AllWinner’s v3-sdv #view karang sekitar Pulau Tiga

This photo is taken by Mas Ferry, AllWinner’s v3-sdv #View karang sekitar pulau Tiga

This photo is taken by AllWinner’s v3-sdv #Gowes sampai kelaut nih Mas

This photo is taken by AllWinner’s v3-sdv #akrobatik versi 1

This photo is taken by AllWinner’s v3-sdv#akrobatik 2 di Pulau Tiga#By Mas Ferry

This photo is taken by AllWinner’s v3-sdv #keren euyy!!

Teman teman lainnya sudah mempersiapkan tools nya masing masing, kami pun mulai makan bekal kami, sembari mengambil gambar, teman teman pun pulau aktifitas snorkeling menghabiskan 2 jam lebih dari tampak di depan mata sampai menghilang kesebrang sisi pulau.

Jangan lupa bawa bekal

Jika dibandingkan dengan petualangan kami di pantai Morella ini malah lebih jernih airnya, lebih banyak ikannya, dan bahkan ada hiu kecil kecilnya disini. Beberapa foto under water hasil capture Mas Ferry silahkan dinikmati.

Perjalanan pulang ke Pulau Ambon

Kami berangkat dari Ambon sekitar jam 10 pagi dan sampai disana sekitar jam 12.30 kami pun balik ke Pulau Ambon jam 3 sore sempat singgah mencicipi rujak di desa Ashilulu dan kembali ke kota Ambon, sampai di rumah jam 7 malam karena ada beberapa titik macet karena ada perbaikan jalan.

Beberapa tips untuk trip ke pulau tiga sbb :

Bawa kantong plastic untuk buang sampah, dan kalau bisa sampah bawa pulang sendiri, saya melihat pengunjung disana seenaknya membuang hasil sisa sampah makanan mereka, disana ada beberapa kucing kampung yang hidup dari sisa sisa makanan pengunjung maupun ikan dari nelayan tapi untuk sampah plastic akan menumpuk suatu waktu, sedang pulau sendiri tak berpenghuni, sayang saja suatu hari keindahan pulau akan tak bisa dinikmati kalau sampahnya banyak.
Bawa bekal secukupnya karena tak ada warung untuk makan, kalau mau ribet silahkan bawa ikan segar dan bakar bakar disana, akan lebih nikmat.
Bawa sunblock pastinya karena namanya juga liburan outdoor.
Nego harga kapalnya, semakin banyak rombongan akan semakin murah tentunya.
Lihat cuaca sebelum berangkat, cuaca cerah akan menjadi waktu terbaik buat snorkeling.
Bawa tour guide ya, karena jalan menuju desa Ashilulu ini tanpa marka alias petunjuk banyak belokan yang membingungkan.
Modal turun dan bertanyalah untuk mencegah kesasar.
Bagusnya datang di hari sabtu, kalau hari minggu padat pengunjung biar lebih enak kalau tak terlalu ramai orang.

Total biaya trip kali ini sbb :

BBM Rp 150 k
Bayar Perahu Rp 250 k
Bayar snack / bekal/ Rujak Rp 50k

Total 550k dibagi 7 orang ya lumayan lah, seorang subsidi Rp 78 ribuan sudah cukup terjangkau kan! Makanya trip selalu lebih baik kalau bersama beberapa teman, serunya lebih berasa dan budgetnya lebih ringan di bagi bersama, dan tentunya ada yang foto heheh.

Kami menyempatkan makan rujak yang dibuat ibu ibu di pinggir jalan desa tempat kami memarkir kendaraan. Dengan harga Rp 5000 / piring rujak yang berisi buah pala kering, buah papaya, buah kedondong, dan sangat banyak bumbu kacangnya, sangat enak. Dulu di Pantai Morella malah rujaknya pakai buah pisang segala loh… ! Tak jauh dari dermaga sederhana, tempat sandarnya perahu nelayan ada sebuah sumur yang kata pak Nelayan dibangun tahun 1217, saya sempat kaget dan Tanya ulang dan sang bapak mengulang kata katanya, masa sih ada sumur sudah 800 tahun? Dan airnya tetap tawar sedang jarak antara sumur sama laut itu mungkin cuma 5 meter jaraknya. Yang jelas ini bukan sumur jodoh ya hanya sumur umum yang masih digunakan penduduk setempat untuk kebutuhan sehari hari. Tampak beberapa ibu ibu dengan menggunakan sarung sedang mandi.

Menikmati Jajanan Rujak
khas Ambon

Setalah puas mengisi perut dengan rujak kami kembali ke kota Ambon dengan rasa suka cita, walau letih mendera dan ngantuk ditambah rasa lapar perjalanan kali ini sangat memuaskan, nantikan terus cerita petualangan kami berikutnya di next trip of happy Week end team