
Episode menghadiri kondangan di Kota Ambon
Selama dua tahun di kota Ambon saya sebenarnya sering mendapatkan undangan pernikahan atau undangan acara kantor, kalau undangan acara kantor pastinya berbeda dengan undangan pernikahan. Namun untuk undangan pernikahan yang saya hadiri selama dua tahun ini adanya baru dua buah undangan, kebanyakan sih itu semua online alias undangan pernikahan teman teman kantor yang beda kota dengan saya, yang biasanya saya hanya mengirimkan doa restu dan dana ke rekening teman yang berangkat ke acara atau langsung japri ke rekening si pengantin yang mengundang saya.
Kalau yang real undangan pernikahan di Ambon yang saya hadiri sama Mr Big baru dua,dimana benar benar kami mengenal yang punya hajatan, yang pertama adik angkatan di kampus UNHAS yang rasanya baru kenal tapi sudah kental interkasinya maklum kekuatan alumni itu benar benar maknyus, anak pejabat itu pun diundangan pakai WA saja saya langsung meluncur iyakan akan hadir. Apalagi acaranya ini di gedung Islamic Centre ya pasti acara lumayan besar ini. Yang terjadi hari itu adalah kami kelaparan tak dapat makanan, karena tamu membludak di acara tersebut.Mana saat antri salaman massa sudah mengamuk di bagian catering di belakang ya alhasil saat kami selesai salaman ya sudah kami harus antri lagi di meja prasmanan ( maklum kali ini saya salah starategi harusnya masuk di ruangan VIP ) kan pramsananan nya beda. Alhasil saat ambil makanan antri lama, dan ada sih makannya kami makan saat mau balik lagi cari menu lain semua sisa piring kosong. Coto Makassar habis, siomay habis, brownis ALE habis dengan piring piringnya. Ludes tanpa sisa, yang ada sisa air gelas saja hehehe.

Kami pun terpaksa pulang dan mencari tempat makan lanjutan, tapi merchandise nya tetap dapat dan bagus, entah kenapa ada sebuah kepuasan tersendiri ketika ke kondangan pulangnya bawa tentengan apa saja entahlah. Manusiawi nya manusia, rakus kadang barang barang itu juga tak di pakai tapi senang mengumpulkan .
Nah yang selama kami hadiri adalah pernikahan anak Pak RT kami yang pernah saya kisahkan di sini ketika terjadi kasus di sekitaran rumah kontrakan kami di Ambon. Makanya jadilah kami akrab sama pak RT, walau serba dadakan jadi – dua hari baru diantarkan undangan itu pun cari nama nya dari tetangga kami. Maklumlah pak RT tidak punya database yang komplit mungkin, pernikahan nya di tanggal cantic 09 09 kemarin, dimana semua orang berlomba lomba membuat acara demi memudahkan ingatan tanggal nya cantik. Akad nikah jam 9 pagi, Mr Big baca undangan ada dua acara akad nikah dan resepsi, jam 9 pagi dengan senang hati dia mengenakan batik dan kopiahnya dan ngacir ke mushollla yang jaraknya Cuma 30 meter dari rumah. Pulang pulang sudah bawa tentangna goody bag isinya tikar sembahayang versi imut / mini. Niatnya jam 7 malam kami akan ikuti acara resepsi bersama tetangga rumah seblah di gedung. Mr Big senang hadiri undangan kata dia moment beginian pas untuk dapat jatah makanan bergizi ( daging – dagingan ) yang sering berimbas kecewa karena ternyata di banyakan acara resepsi menunya tetap balik lagi ke daging ayam saja.
Yang sering terjadi adalah karena kami selalu datang on time misalnya di undangan ja,m 7.30 malam kami dari rumah selepas solat maghrib sekitar jam 7 sudah menyetir ke lokasi TKP, kisah semalam sama terjadi, kami numpang mobil tetangga, langsung ke TKP jam 7.20 PM sudah sampai di lokasi gedung kami parkir pas depan gedung, bagian penerima tamu sudah ada sih kami tulis nama di halaman I dan nama saya nomor 2, belum ada bagi bagi merchandise adanya kotak tempat amlop, lalu dengan percaya diri kami masuk ke gedung yang didalamnya masih kosong. Meja VIP ada 5 kami pilih salah satu meja, temanya standing party jadi taka da kursi disediakan umum. Yang ada ya meja VIP round table dengan 5 kursi di setiap meja. Lumayan ada botol air mineral dan buah disediakan di tiap meja.Tak ada pihak keluarga ataupun panitia semua masih kosong, bahkan pihak fotografernya baru datang setelah kami datang buat memasang aksesoris kayak payung buat mantulkan cahaya dll. Kami kecepatan memang.
Tradisi pernikahan di Ambon untuk resepsi mirip di Manado, jadi tamu datang semua, baru pihak pengantin masuk di iringi keluarga besarnya baru naik di pelaminan, baru mendengarkan kata sambutan dari pejabat yang dituakan lalu mereka foto bersama, satu per satu tamu VIP akan di panggil ke atas untuk berfoto dengan mempelai.
Jadi memang memakan waktu sangat lama, jadi kalau acara pernikahan di jam 7.30 ya siap siaplah makan di jam 9 malam. Pengantin tiba jam 8.45 kami sudah hadir di gedung dari jam 7.25. Acara formalitas sebelum dipersilahakan makan ya 30 menit so selamat kelaparan para tamu kalau kalian tak sabar menanti, kalau kami yang duduk di VIP enak ada kursi dan ada air minum, nah tamu umum yang di bilang nya standing party ini harus berdiri menunggu tak jelas sampai acara istirahat untuk salaman sama mempelai berjamaah baru bisa makan, pantas saja catering akan rusuh dan di serbu para undangan yang kelaparan.
Kalau di tanah Bugis kampung saya, kami sangat happy dengan tradisi First in First Out, saat di undangan kami RESEPSI jam 7.30 maka pihak yang punya hajatan sudah duduk manis dari jam 6, bahkan pihak keluarga sudah ada di panggung buat arahkan tamu. Pengantin akan datang sebelum jam 7.30 dan tamu yang datang bisa langsung naik ke panggung salaman sama pengantin dan foto langsung baru turun dan ambil makanan di meja catering langsung cari tempat duduk dan makan. Selesai makan ya pulang. Alangkah simple dan indahnya kan? Kadang kami dandan I jam sebelum ke kondnagan di acara kondangan bugis Cuma 15 menit makan dan pulang selesai deh. Tamu happy, perut kenyang dan pastinya selalu ada RENDANG DAGING di setiap pernikahan bugis hehehe dimana biasanya rendang beginian hanya banyak berseliweran di hari raya idul adha, nah kalau di pernikahan Bugis aduh daging sapi wajib nih.Tamu juga tak perlu dipaksa dengar sepatah katalah dan yang hal intinya masukan amlop di kotak, salaman sama pengantin sama keluarganya foto, turun dari panggung dan ambil makanan, ambil makan cuci mulut dan melangkah keluar. Kenapa Mr Big yang pencinta daging suka sekali menghadiri acara pernikahan di tanah Bugis.Kalau disini Mr Big jadi malas, karena nunggu nya lama dan beliau tak bisa melampiaskan kerinduannya pada daging hehehe.
Kembali lagi bahwa tiap daerah adat dan budaya berbeda, kalau di Ambon mendapatkan daging juga agak mahal, sudah bersyukur daging ayam ada. Biasanya kalau masih lapar kami ke warung lagi setelah ke kondangan. Tapi di rumah pak RT kami langsung pulang, sempat masih minta merchandise di meja penerima tamu karena kami belum dapat ( Tamu gak mau rugi ) kami juga sempatkan foto sama pak RT sebelum balik, kenang kenangan.
Di Bulan September ini ada I lagi undangan sudah menanti acaranya di Hotel Mewah nih Mr Big sudah semnagat mencocokkan jadwal karena expectacy acara di hotel pasti lebih mewah dan lebih professional. Nantikan kisahnya, jika saya berhasil mendokumentasikannya.
Demikian curhatan episode menghadiri kondangan di Kota Ambon, selalu ingat sebelum ke acara kalian harus makan dulu ya biar bawannnya tenang dan tidak emosional, resiko datang belakangan tak ada kursi buat duduk apalagi kalau standing party, kalau datang duluan resiko menunggu kelamaan tapi kalau pakai strategy bisa dapat kursi VIP.
The post Episode menghadiri kondangan di Kota Ambon appeared first on American & Indonesian = US.